Sunday, February 1, 2009

FILSAFAT SEJARAH

Istilah sejarah selalu terkait dengan konsepnya sebagai:
  1. Peristiwa: Kenyataan tentang kejadian yang benar-benar terjadi pad waktu yang telahlalu;
  2. Kisah: Cerita tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yag lalu;
  3. Ilmu: Susuna pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang lalu dengan menggunakan metode ilmiah.
Sejarah sebagai ilmu memiliki ciri-ciri seperti ilmu pada umumnya, maupun kekhasan (keunikannya), yakni syarat-syarat:
  1. adanya ojek yang diteliti atau dikaji
  2. metode ilmiah yang digunakannya
  3. pokok permasalahan
Oleh karena itu, ilmu pada umumnya dan ilmu sejarah khususnya objek kajiannya dibatasi oleh ruang dan waktu serta cakupan yang terbatas atau spesifik. Perbedaan pokok antara pengetahuan dan ilmu ialah bahwa ilmu memiliki ciri-ciri sistematis, kritis, objektif, koheren, valid, akurat, memiliki generalisasi dan dapat melakukan prediksi yang mendekati ketepatan.

Pengetahuan merupakan hasil pemikiran asosiatif yang menjalin suatu pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman kausalitas hakiki dan universal. Sedangkan ilmu merupakan pemikiran asosiatif yang memahami kausalitas, hakiki, dan universal sebagai hasil dari akumulasi pengetahuan dengan melakukan prosedur sistematis dan metode tertentu.

Kebenaran ilmu bertumpu pada ratio dan empiri yang dapat ditangkap oleh indera manusa dengan sandaran kriteria kebenaran menurut teori korespondensi, koherensi dan pragmatis, maupun pendekatan school of thout (aliran pemikiran) atau mazhab ilmiah tertentu. Dalam sejarah pengetahuan dan perkembangannya, dahulu filsafat merupakan induk ilmu, tetapi dengan upaya penelitian, eksperimen dan observasi, selanjutnya ilmu memisahkan diri dari filsafat bahkan beberapa kebenaran yang diyakini leh filsafat dibantah oleh ilmu. Dewasa ini filsafat masih tetap diperlukan karena apabila ilmu telah buntu memecahkan masalah kebenaran yang dihadapi maka filsafat maju. "menembus batas" mencari solusi secara bijaksana.

Kapan manusia akan berpikir secara filosofis. Kalau ada kesenjangan daam kehidupan, ilmu terbentur dalam mencari pemecahan masalah kehidupan manusia dan keadaan yang mempengaruhinya. Manusia tidak puas mengetahui kebenaran ilmiah dari sudut pandang ilmu saja. manusia ingin melihat hakikat ilmu dalam konstelasi ilmu-ilmu yang lain, ingin tahu kebenaran ilmu itu menurut kaidah moral serta kaitan ilmu dengan agama, yakni kebenaran yang hakiki.

Filsafat sejarah merupakan salah satu cabang filsfat umum yang mengkaji hakikat sejarah. Manusia dengan akal dan kalbunya berpikir dan merenungkan secara kritis analitis, sistematis, fundamental, universal, integral dan radikal untuk mencari dan menemukan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi pada waktu yang lalu. Dengan perkataan lain filsafat sejarah mengkaji sejarah (sebagai peristiwa, kisah, dan ilmu) dalam perspektif filsafat baik dalam dimensi ontologis, epistimologis, maupun aksiologis.

Istilah Filsafat sejarah mula-mula digunakan oleh Voltaire dalam bukuya La Philosophie de I'histoire (1765) sebagai sejarah kritis ata ilmiah.

Ada tiga macam filsafat sejarah, yaitu:
  1. Filsafat sejarah spekulatif, yang berupaya mencari (1) pola-pola dalam proses sejarah, (2) mekanisme perubahan, dan (3) arah dan tujuna proses sejarah. Filsafat sejarah ini merupkan proses, gerak atau arus sejarah faktual dalam keseluruhannya, berupay a untuk menemukan struktur dasar, sistem, pola umum, atau hukum-hukum kausalitas terjadinya peristiwa sejarah sebagai realitas objektif yang terjadi pada waktu yang lalu maupun makna yang terkandung di dalamnya.
  2. Filsafat sejarah kritis (analitis, sejarah teoritis), melakukan refleksi kritis tentang penulisan sejarah agar dapat diterima sebagai kebenaran yang shahih. Seperti halnya filsafat ilmu,filsafat sejarah kritis membahas tema-tema yang berhubungan dengan pemahaman sejarah (verstehen), eksplanasi sejarah (historical explanation, dan bjektivitas sejarah. di sini tampak dominan perubahan tentang hermeuneutika sebagai pendekatan interpretatif dalam pengetahuan budaya yang dikaitkan dengan pendekatan dskriptif fenomenologis.
  3. Filsafat sejarah pragmatis, yang memusatkan perhatian pada alasan praktis mengenai pengkajian masa lampau. filsafat sejaah ini merupakan tradisi lama sejak jaman romantisme sampai abad ke-18 hingga sekarang. ada semacam kesepakatan luas tentang teori contoh dari sejarah yang pernah dikembangkan leh para ahli retorika Yunani seperti Socrates. Menurut tradisi atau aliran ini sejarah adalah penting dan berguna, karena manusia dapat belajar dari contoh-contoh pengalaman masa lalu. sejarah merupakan semacam pelajaran moral atau "pengajaran filsafat melalui contoh". kita dapat baca ungkapan Cicero yang berbunyi Historia Magistra Vitae (sejarah merupakan guru kehidupan) atau experience is the best teacher (pengalaman merupakan guru yang terbaik).






0 comments:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger